Dahlan VS Nasgor-ku

Target untuk longweekend ini salah satunya adalah menyelesaikan buku karangan mantan wartawati jawa pos "ita" yang berjudul "Dahlan juga Manusia"
Udah lama gak beli buku, gara2 tergiur dengan hijab besrta tetek bengeknya. Mulli beli baju2nya, hijabnya sampe hunting lewat onlineshop maupun butik..astaghfitullah..wanita wanita....
Tapi yakinku semua pasti ada hikmahnya..yah meskipun itu termasuk dosa terindah.

Aneh memang ya, kenapa judul posting kali ini menganalogikan antara pak dahlan dan nasgor buatanku. Lanjuttt bacaaaa....

Pak dahlan, aku kenal namanya saat mulai kuliah di surabaya. Tapi belum sebooming skrg nama beliau. Melejit lagi saat sy tahu beliau jadi dirut PLN. PLN yang sangat berpengaruh pada bisnis perusahaanku. Bersyukur sekali bila BUMN sebesar PLN dipimpin oleh beliau. Yang notabene orang yang tulus tanpa ada kepentingan memperkaya atau apapun. Yah karena beliau sebenarnya sdh tidak perlu kesejahteraan dunia lagi.

Benar2 tokoh yang menginspirasi anak muda, untuk bekerja bekerja dan bekerja. Dari keluarga yang sangat amat kurang,yang tiap harinya makan gaplek dan makan nasi putih adalah makanan mewah saat itu bagi beliau. Saya jadi bercermin. Yang menjadijan saya bercermin "saya harusnya bisa lebih sukses dari pada pak dahlan. Gimana tidak?kehidupan saya saat kecil lebih dari cukup" saya merasa kecil jika sudah bangga dengan apa yang saya dapat saat ini.

Disetiap forum yang notaben lingkunggn kerja saya adalah PLN. Ternyata gak semua nya pro dengan kebijakan beliau. Sampai2 sy pernah mengusulkan utk beliau jadi pembicara tp bebrapa pihak menolak karena tidak suka. Entah karena apa. Banyak yang bilang semua itu pencitraan, tapi bagi saya beliau naik ke KRL dan menginap di hotel BUMN di Bali (yg notabene jelek) merupakan pribadi sederhana beliau.
Dalam buku itu di kemukakan bahwa untuk bisa menjadi besar, pemimpin harus mau turun ke lapangan secara langsung. Untuk bisa mengetahui kekurangan, memang harus tahu kondisi riil. Inilah yang sulit saya temukan di beberapa leader saat ini. Leader sekarang ini lebih senang dilayani dan main perintah tanpa memberi solusi #ups jangan curcol lah..

Setelah menamatkan buku ini, yang saya terinspirasi untuk masak nasi goreng. Jadilah nasi goreng yang simple hanya dengan telur dan kubis. Mau ngeluh?nasi gaplek aja bisa menelurkan seorang menteri BUMN. Terus yg nasgor mau jadi apa?
Pinginnya jadi penulis dan ibu RT ;-)