0

Resensi Novel Dwilogi Andre Hirata

Posted by Unknown on 17.34
Novel I : Padang Bulan
Jumlah hlm : 254 hlm
Novel II : Cinta di Dalam Gelas
Jumlah hlm : 270 hlm
Pengarang : Andrea Hirata (Penulis Novel Fenomenal Laskar Pelangi)
Penerbit : PT. Bentang Pustaka-Yogyakarta
Editor : Imam Risdiyanto
Tahun terbit : Juni 2010

“Betapa ajaib perempuan itu, betapa kuat tekadnya. Terpampang didepanku kini, akibat yang dahsyat dari orang yang tak pernah gamang untuk belajar, dari orang yang berani menantang ketidakmungkinan”

Abdul Hadi WM dalam catatannya, Jagat dan Estetika Sastra Sufi Nusantara (2007) mengutip Braginsky, mengklasifikasikan karya-karya Melayu klasik ke dalam tiga kategori berdasar teori perenial. Pertama, karya-karya yang memaparkan sfera kamal atau penyempurnaan batin, misalnya sastra sufi. Kedua, karya-karya yang memaparkan sfera faedah, semisal karya-karya yang menebar manfaat dan mengajarkan adab kepada masyarakat. Ketiga, karya-karya yang memaparkan sfera keindahan atau kenikmatan lahir. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kisah-kisah pelipur lara.Untuk karya Andrea Hirata ini lebih mengarah pada karya yang memaparkan Sfera Faedah.
Bagian yang terpenting dalam merebut makna di dalam karya sastra itu sendiri dapat dilakukan melalui pendekatan struktural. Pendekatan struktural ini dapat dilakukan melalui (1) tema, (2) tokoh, (3) latar, (4) alur, (5) tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya, gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungannya maupun cara berpakaian, menunjukkan bagaimana prilakunya, melihat bagaimana tokoh it berbicara tentang dirinya, memahami bagaimana jalan pikirannya, melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya, melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya, melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi terhadapnya, dan melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya.
(1)Tema dalam novel tersebut mengangkat emansipasi wanita yang terbangun pertama kali di daerah pelosok Biton kota Tanjung Pandan.
(2)Tokoh yang memegang peranan penting adalah Ikal dkk serta Maryamah. Peran ikal menonjol pada novel pertama sedangkan peran maryamah menonjol pada novel kedua. Tokoh pendukung lainnya adalah A-ling cinta sejati ikal, anggota persatuan bujang-bujang lapuk (Detektif M. Nur) , merpati Jose Rizal, Paman ikal, Yamuna dan masyarakat.
(3) Latar di daerah pelosok kota Tanjung Pandang daerah bangka belitung sebelah timur dari provinsi sumatera selatan. Latar yang digunakan sama dengan latar pada novel-novel karya Andrea Hirata sebelumnya.
(4) Alur yang digunakan lurus ke depan.
(5) Pada novel I, pengarang menceritakan betapa minimnya lowongan pekerjaan untuk seorang sarjana layaknya si Ikal. Selain itu pengarang menceritakan percintaan antara A-ling dengan Ikal yang tidak direstui oleh orang tua Ikal. Ikal seorang sarjana yang belum bekerja termasuk kategori bujang lapuk. Pengarang juga sedikit menonjolkan adat orang Tionghoa di Biton, saat menjadi salah satu perantara urusan bercinta (mak comblang) merupakan salah satu misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Pada Novel II, pengarang lebih banyak menampilkan hal-hal yang menarik. Diantaranya pengarang menonjolkan kerjakeras Maryamah untuk belajar bahasa inggris tanpa terhalang usia. Serta kerja keras maryamah untuk membalas dendam pada mantan suaminya yang telah meninggalkannya melalui sebuah pertandingan catur. Yang pada ujungnya kemenangan maryamah dalam pertandingan catur tersebut merupakan pintu kemerdekaan bagi emansipasi wanita di daerah tersebut. Kemenangan maryamah tidak luput dari dukungan yang amat besar dari Ikal beserta pada bujang-bujang lapuk lainnya yang mendirikan klub catur ”Kemenangan Rakyat Adalah Kebahagian Kita Semua”. Kemenangan maryamah tidak lepas dari tuntunan seorang grand master catur wanita yaitu Ninochka Stronovsky dengan perantara Ikal melalui dunia maya. Pengarang memaparkan strategi-strategi catur dengan banyak variasi, hal ini mengajak pembaca yang mengerti catur layaknya dihadapan sebuah papan catur, sedangkan bagi pembaca yang tidka mengetahui sama sekali catur akan mengaguni betapa sangat mengertinya pengarang tentang catur.
Selain itu pengarang juga memaparkan betapa menjamurnya kedai-kedai kopi dan kebiasaan minum kopi sudah menjadi adat yang benar-benar melekat. Bahkan pengarang juga memaparkan, beberapa hasil survey tentang kopi yang diceritakan melalu tokoh Ikal. Pemaparan karakteristik peminumpkopi berdasrkan tempatnya, jumlah gulanya dan jumlah adukkanya. Kedai kopi merupakan sebuah panggung demokrasi dimana masyarakat berorasi untuk mengungkapkan kekesalannya pada pemerintah tanpa ada solusi yang ditawarkan dan tentunya tanpa ada aparat pemerintah yang mendengarkan. Kedai kopi milik paman ikal dimana ikal bekerja memegang peranan penting dalam cerita ini. Dimana hampir setting di novel kedua berada di kedai kopi.

Copyright © 2009 Rien Note All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.