0

Sepercik Kasih Ibu

Posted by Unknown on 17.35
Cukup banyak kita jumpai tulisan-tulisan yang mengagungkan jasa ibu bahkan sudah tak terhitung..mungkin saat kita membaca, hanya saat itu pula kita terkenang jasa wanita yang melahirkan kita. Sesudah itu..tulisan itu hanya seklumit kenangan yang tak berarti.Yah mungkin begitu perasaan kita kl mau bicara jujur…Tapi semoga tidak seburuk itu
Tak jarang kita melihat berita-berita kekerasan yang dilakukan oleh seorang wanita yang seharusnya bersahaja, melindungi anak-anaknya. Setelah dibreakdown penyebabnya, karena ada faktor X. Entah karena faktor dari luar maupun diri dari seorang ibu tersebut. Disini tidak etis jika kita hanya mencari sumber masalah atau aib dari segelintir wanita yang mulia tersebut. Coba tengok beberapa wanita mulia yang sampai akhir hayatnya berada disamping seorang laki-laki untuk meraih kesuksesan, contoh bapak Habibie.
Jadi ingat saya saat perjalanan menuju ke Jakarta dari Surabaya. Naik salah satu penerbangan, duduk disebelah saya ibu-ibu muda yang cukup modis dan cantik bersama dengan anak laki-lakinya bernama “Roja”. Yah nama yang cukup unik, mereka keturunan makasar. Setelah berbincang sepatah dua patah, tujuan ibu tersebut ke Jakarta adalah menemui ayah Roja. Karena selama ini ibu tersebut harus menunggui orang tuanya yang sedang sakit.
Roja, anak kecil yang tampan dengan bulu mata lentik. Dia begitu lincah, entah kenapa saat pesawat boarding dia akan diam dan mendekap ibunya. Namun setelahnya dia akan bermain sesuka hatinya dan akan menangis seketika tanpa alasan yang jelas. Hampir ¾ waktu perjalanan, Roja terus menangis. Entah kenapa..mungkin dilanda bosan dengan tempat yang cukup sempit dan tidak bebas bergerak.Dia terus menangis dan menangis….
Alhasil ada seorang penumpang wanita sekitar 45 tahun dengan posisi duduk tepat di belakang Roja merasa terganggu dan bilang “ eh diem diem…berisik tante gak bisa istirahat”..
Padahal dari mulai check in hingga sampai dengan Jakarta, saya amati penumpang wanita tersebut ngobrol tanpa hentinya dengan rekan kerjanya. Dengan susah payah ibu Roja menyanyi dan menimang-nimang Roja…Mulai nyanyi dari topi saya bundar, satu-satu aku sayang ibu, meskipun dengan suara yang tidak begitu merdu. Saya disampingnya tidak membayangkan seperti apa saya besok. Masih mampukan saya menyanyikan lagu itu, apa akan aku nyanyikan lagu ada TRIAD, DEWA 19, DEWI-DEWI dll.
Namun sudah hampir sampe Jakarta, Roja pun masih menangis. Sebentar-bentar Roja akan berhenti menangis dan gak lama kemudian dilanjutkan menangis. Sampai kehabisan akal, ibu Roja bilang “ Roja jangan nakal, nanti dimarahin sama mak lampir lho..” (sambil menunjuk ke arah belakang).
Hemmm, bisa merasakan bagaimana kegalauan ibu saat dicomplain ibu lainnya dengan nada bicara yang menyakitkan.
Namun perlu diketahui, ternyata Roja menangis terus karena banyak bisul dibadannya mulai dari kepala, tangan hingga kaki…wah wah…apa bisa kita menyalahkan ibu Roja gara-gara sering kasih Roja telur?...hehehehe:D…tentu tidak boleh lah…inget donk lagu melly goslow…

"Kata mereka diriku
S’lalu dimanja
Kata mereka diriku
S’lalu ditimang
Nada-nada yang indah
S’lalu terurai darimu
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi derita-mu
Tangan halus dan suci
T’lah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Telah dia berikan
Oh… bunda ada dan tiada
Dirimu-kan selalu ada di dalam hatiku"

Copyright © 2009 Rien Note All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.