0

Power of Giving by Yusuf Mansyur

Posted by Unknown on 18.37
Belum setengah buku aku selesai membaca buku The Miracle of Giving (by ust yusf mansyur), aku sudah tidak sabar untuk menuangkan ilmunya dan mengajak teman-teman semua untuk bersadaqah.
Selama membanca hal yang mengesankan bagiku adalah :
1. Saat kita sempit rejekinya, maka hendaklah bersedekah (sesuai dengan QS. Ath-thalaaq:7). Timbul pertanyaan : apakah kita bisa disebut ikhlas hanya karena bersedekah hanya mengharapkan diberi kemudahaan atau kesulitan kita dihapus oleh Nya?. Nah ini yang sering ada dibenak kita dan dianggap sebagian orang sbg pamrih. Padahal Tuhan menjanjikan akan mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada Nya.(QS al-baqarah : 186).
Jadi pada dasarnya ini hal yang sah-sah saja kan?dan ikhlas-ikhlas saja kita meminta/memohon kepada Nya dengan melalui sedekah. Jika ada kekhawatiran kita pamrih, maka teruslah meminta kepada Tuhan sehingga kita terus bersedekah pula.
2. Janji-janji Tuhan, karena sadaqah (selain memberikan kemudahan):
a. QS Al-baqarah ayat 265 ; Tuhan akan mengembalikan 2 kali lipat
b. QS Al-baqarah ayat 261 ; Tuhan akan mengembalikan 700 kali lipat
c. QS Al-an’am ayat 160 ; Tuhan akan mengembalikan 10 kali lipat
3. Matematika sedekah :
Berapa uang yang diharapkan = uang sekarang + uang sedekah * 10
Berapa uang yang diharapkan = uang sekarang + (10% dari uang sekarang) * 10
*Nah prosentase untuk uang sedekah bersifat fleksibel tergantung dari uang yang diharapkan.
Semisal uang yang kita punya sekarang 1.000.000, dan kita berharap menjadi 2.500.000, maka berapa sedekah kita:
Rp 2.500.000 = 1.000.000 + (µ x 1.000.000)*10
Rp. 2.500.000 – Rp. 1.000.000 = µ x 10.000.000
Rp. 1.500.000 = µ
Rp. 10.000.000
0,15 = µ
Jadi prosentase sedekah kita 0,15 x 100% = 15% * uang semula.
Bagaimana teman mudah bukan? Menggandakan uang tanpa sulap...:)

0

KOPER RANSEL 3 "BROMO MONTH"

Posted by Unknown on 19.33 in , ,




Travelling kali ini kita menuju gunung Bromo yang terletak diantara 3 kabupaten yaitu lumajang, malang dan probolinggo. Di kawasan gunung Bromo, kita juga dapat jumpai Gunung Batok dan Gunung Semeru.
Dari Surabaya kita membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam dengan jalan yang berliku-liku tajam. Dalam perjalanan, kanan kiri tebing dan pertanian penduduk yang menggunakan metode terasering. Pertanian penduduk kebanyakan menanam sayuran seperti kubis, sawi putih, daun bawang dan lain-lain (jadi bagi teman-teman yang ingin berbisnis sayuran retail gak da salahnya untuk survey daerah ini..:)).
Waktu itu pukul 7 malam kita perjalan menuju Hostel kami yang terletak kurang lebih 100 meter dari lautan pasir. Wah menyeramkan dan mengerikan,jarak pandang tertutup dengan kabut dan lampu penerang jalan umum pun jarang ditemui.Ditambah pula salah stau mobil rombongan kami mengalami kerusakan 2 kali..(trs natr tiba2 ada org yg menawarkan villa angker, wahhh kok kayak di film-film aja ya). Kepadatan penduduk di jalan yang kita lalui menuju Bromo pun bsia dikatakan jarang.Yang terkenal dan selalu teringat dari Gunung Bromo adalah suku yang mendiaminya ”SUKU TENGGER”.
Oia, pada koper dan ransel kali ini, ada bintang tamu baru lho yaitu mbak DINA JAYA CS dan mbak HIKMAH.
Akhirnya pukul 21.18 WIB, kami sampai dipenginapan kita yaitu CAFE LAVA HOSTEL. Tempatnya cukup bersih dan dapat melihat pemandangan kebawah. Karena ini merupakan penginapan yang tertinggi diantara lainnya. Dengan uang IDR 400,000, kita sudah mendapat superior triple room.Tempatnya tidak seperti hotel namun lebih mirip dengan villa kecil.
Pukul 03.30 saatnya morning call yaitu saatnya untuk naik menuju puncak bromo melihat Sunrise...hufffff udaranya, bisa dibayangkan lah..03.30 (WIB) Waktu Indonesia Bromo.air bisa jadi es.....
Kami menyewa jeep dengan biaya IDR 300,000 yang dapat digunakan untuk 5 orang. Perjalanan menuju ke puncak mebutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Hemmmmm....masih gelappp, kanan kiri terlihat jurang, jalan sempir dan rusakkk...wahhhhh ngeri bangettt, dalam perjalanan, kami juga banyak emmnjumpai para pengunjung lain yang berjalan kaki ramai-ramai...wah seru tuh...tapi buat kami pribadi kayaknya mustahil dilakukan. Mengingat membawa berat badan kami sudah terlalu berat. Disini banyak djumpai juga turis mancanegara.
Untuk tiket masuk perorang sebesar IDR 6,000. Pukul 5, kami sampai tempat yang khusus untuk melihat sunrise. Kami masih harus menaiki anak tangga dari tempat parkir jeep kami. Tapi tiba-tiba ada tour leader yang menyatakan bahwa karena mendung...sunrise gak mungkin kelihatan..wahhhhhhhhhhhhhh.........jadi next time masih ada kesempatan untuk kembali ke Bromo lagi....asyikkkkkk...
Kemudian kami menuju lautan pasir, wowwwwwwwwwwwwww....sungguh luar biasa...Subhanallahhh...Luar Biasa....di lautan pasir ini serasa kita dikelilingi 3 pegunungan yaitu gunung bromo, batok dan semeru...
Disini kita dapat menyewa kuda untuk melihat kawah Bromo. Dengan uang IDR 100,000, kita dapat melihat kawah dengan pulang pergi mengendarai kuda dan dikawal oleh pawang kuda.
Disini juga ada pura yang digunakan untuk sembahyang warga sekitar. Dijumpai juga para penjual makanan asli suku tengger. Sambil menunggu teman kami, yang menuju ke kawah. Kami menghabiskan waktu dengan seorang warga asli suku tengger, yang mengais rejeki dengan berjualan makanan.
”Disini ramenya saat natal dan tahun baru mbak..ada juga upacara adat yang diadakan upacara karo dan upacara kasada. Kebanyakan dari suku kami beragama hindu dan minoritas kristen. Untuk islam hanya pendatang saja”. Kata ibu menutupi punggungnya dengan sebuah kain dan diikat di lehernya...wahhh kayak superman nihhhh. Memang banyak para pencari nafkah disitu yang berpakaian seperti itu. Ibu itu juga bercerita bahwa suku tengger mendiami daerah sukapura keatas. Tidak salah jika rumah-rumah penduduk daerah sukapura, dilengkapi dengan pura kecil bagian halaman rumah sebagai tempat sembahyang.” yah jadi untuk menempuh jarak dr rumah kesini kami biasanya ngojek mbak, setiap hari kami hrs membayar ojek sebesar 40,000 rupiah untuk pulang pergi” kata ibu yang berkulita hitam dan berwajah merona merah.kasian juga yah,,, ibu tersebut paling gak untuk membayar transport, beliau harus menjual 7 pop mie perharinya (karena disana IDR 6,000/pop mie)...harus kerja keras juga nih. Andaikan pemerintah mempunyai inisiatif untuk membekali ibu-ibu lain tentang tourism, sehingga ibu-ibu tersebut tidak hanya sebagai penjual tapi juga bisa menjadi guide..mungkin bisa meningkatkan pendapapatan ibu-ibu penjual di daerah bromo...percakapan kami diakhiri dengan foto bersama...
Perjalanan kali ini berakhir dengan kata KETAGIHAN ke bromo lagi, untuk mendaki ke kawahnya dan melihat sunrise.
Dan semoga kita selalu diberkahi Tuhan, agar dapat terus menikmati kebesaran dan keagungannya..amiennnnn

Copyright © 2009 Rien Note All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.